Jumat, 27 Desember 2013

Kambing tua yang bijaksana (dongeng dari Kanada)



Induk kambing menemui kambing tua bijaksana untuk meminta nasihat.

     "Anakku telah dibunuh serigala. Engkau kambing yang bijaksana, pikirkanlah sesuatu untuk menyelamatkan kita dari serigala." kata induk kambing.
     
Kambing tua berpikir dan terus berpikir. "Aha!" katanya. Akhirnya, ia mendapat ide.
Kambing tua pergi ke sebuah tebing dan mulai memanjatnya. Awalnya, ia terjatuh. Lama-lama ia berhasil memanjat.

Di atas tebing hampir tidak ada rumput. Kambing tua pun mencoba makan makanan baru, yaitu lumut yang banyak ditemukan di tebing. Awalnya terasa aneh. Tapi, lama-lama lidah kambing tua terbiasa.

Kambing tua mengajak kambing lain tinggal di tebing. Kambing tua mengajarkan mereka memanjat. Tidak lama, seluruh kambing tinggal di tebing.

Suatu hari, serigala keluar dari sarangnya. Perutnya terasa lapar. Ia mencari makanan favoritnya, daging kambing. Tapi, betapa kagetnya serigala karena tidak menemukan satu ekor kambing pun di padang rumput.

     "Kemana semua kambing?" serigala bertanya-tanya sendiri.

Tiba-tiba, ia melihat kambing-kambing di atas tebing.

     "Apa yang sedang kalian lakukan di atas tebing?" seru serigala.

     "Kami tinggal disini agar kau tidak bisa mrmbunuh kami," jawab kambing tua.



Serigala mencoba memanjat tebing, tapi tidak bisa. Ia selalu terjatuh.
Melihat hal itu, para kambing menertawai serigala. Kemudian, serigala berkata, "Turunlah!" kata serigala dengan geram.

     "Disini banyak rumput segar," rayunya.

     "Kau saja yang makan rumput," kata kambing tua disambut tawa para kambing.

Serigala pergi sambil marah. Sejak saat itu, kambing tinggal di tebing dan disebut kambing gunung. Mereka tidak pernah diganggu serigala lagi selamanya.



Pesan moral : Jadilah anak yang cerdik dan bijaksana. Carilah cara yang paling mudah untuk menyelesaikan masalah. Jangan terlalu membebani diri dengan masalah. Mintalah bantuan orang dewasa atau orang yang lebih ahli jika kamu tidak mampu menyelesaikannya sendiri.   

Minggu, 22 Desember 2013

Dua Ibu yang berduka (dongeng dari Aljazair)




Emir Hasan,salah satu pangeran di negeri Aljazair, suatu hari melakukan perjalanan mengunjungi rakyatnya. Di suatu tempat, ia melihat seorang wanita sedang berduka dan menangis.
Emir Hasan pun bertanya mengapa wanita itu menangis.

     "Aku berduka karena anakku telah meninggal," kata wanita itu.

     "Apa yang ia lakukan selama hidupnya?" tanya Emir.

     "Ia bekerja untukku. Aku ini janda miskin dan dia menafkahiku. Sekarang, aku tidak punya siapa-siapa lagi," kata wanita itu.

     "Hentikan tangisanmu," kata Emir.
   
     "Aku akan berikan engkau hadiah seekor keledai. Keledai itu akan bekerja menggantikan anakmu dan kau akan merasa nyaman lagi seperti saat anakmu masih hidup," lanjut Emir.


Emir Hasan kembali melanjutkan perjalanannya. Dua hari berjalan, Emir kembali menemukan wanita lain yang sedang menangis di atas kuburan anaknya.

     "Apa yang anakmu lakukan selama hidupnya?" tanya Emir.

     "Dia suka berkumpul dengan orang-orang terpandang dan kaum bangsawan. Saat mereka pergi, anakku selalu mengikuti mereka. Dia tidak mau bergaul dengan orang dari kalangan rendah," kata wanita itu.

     "Teruslah menangis, Ibu dari anak yang sombong. Karena kami tidak bisa mengobati rasa kehilanganmu," kata Emir.



Pesan moral : Jangan jadi anak yang sombong. Jadilah anak yang rendah hati dan baik budi. Semua orang menyukai anak yang baik. Tidak ada yang suka dengan anak yang sombong.   


Sabtu, 21 Desember 2013

Anak Perempuan yang suka membantah orang tuanya (dongeng dari Skotlandia)


Dahulu kala, ada seorang anak perempuan yang tidak pernah menuruti nasihat orang tuanya. Ia selalu membantah jika dinasihati orang tuanya.

Suatu hari, anak perempuan itu berkata pada ibunya, "Aku mendengar cerita orang tentang penyihir tua. Aku penasaran ingin bertemu dengannya."

    "Penyihir itu orang jahat. Ia adalah manusia yang suka memuja setan. Jika kau menemuinya, kau akan celaka. Ingat nasihat ibu! Jika kamu tetap berangkat, kau bukan lagi anak ibu," kata ibunya melarang.
   
Tapi, si anak perempuan tidak mau menurut. Ia pergi ke rumah penyihir tua secara sembunyi-sembunyi. Saat tiba di rumah penyihir tua, ia ditanya, "Mengapa engkau pucat pasi?"

     "Aku baru saja melihat makhluk menakutkan," kata anak perempuan itu sambil gemetaran.

     "Apa yang kau lihat?" tanya penyihir tua.

     "Aku melihat makhluk hitam di tangga rumahmu," ujar anak perempuan itu.

     "Oh, itu anjing hitam dari neraka," kata penyihir tua.

     "Lalu, aku melihat makhluk merah," kata anak perempuan.

     "Oh, itu penjagal dari neraka," jawab penyihir tua.
   
     "Tapi yang paling menakutkan adalah saat aku mengintip jendela. Aku tidak melihatmu, tapi melihat makhluk berkepala api," kata si anak perempuan.
   
     "Berarti engkau melihat aku dalam bentuk asliku," jawab penyihir tua sambil tertawa menyeramkan.
   
     "Aku telah menunggumu lama sekali. Sekarang kau akan memberiku kehangatan," kata penyihir tua.
   
Penyihir tua mengubah si anak perempuan menjadi balok kayu. Ia melemparkan balok kayu ke perapian. Apinya semakin besar menyala.


     "Ah, hangat sekali. Aku tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini," kata penyihir tua sambil menghangatkan badannya dekat perapian.
   
Itulah nasib bagi anak yang suka membantah pada orang tuanya.



Pesan moral : Jangan pernah sekalipun membantah orang tuamu. Turutilah nasihat dan perintah orang tua. Orang tuamu tahu apa yang terbaik untukmu. Anak yang suka membantah orang tua, akan mendapat nasib yang jelek.

Kamis, 19 Desember 2013

Pangeran Berhidung Besar (dongeng dari Prancis)



Dahulu kala, raja membuat lelucon tentang penyihir yang berhidung besar. Penyihir marah mendengar lelucon raja dan mengutuknya, "Raja, suatu saat kau akan punya anak yang berhidung besar."

Benar saja, beberapa bulan kemudian, ratu melahirkan seorang bayi yang berhidung besar. Anak itu diberi nama Pangeran Andre.
Tidak mau mengalah dengan kutukan penyihir, raja memerintahkan para pembantunya agar mengajarkan pada Pangeran Andre bahwa hidung besar adalah hidung yang normal. Sedangkan, hidung kecil adalah hidung yang tidak normal.

Saat Pangeran Andre dewasa, raja menjodohkannya dengan Putri Rosebud dari kerajaan tetangga. Pangeran Andre bersama pembantunya pergi ke istana Putri Rosebud.
Di sepanjang jalan, orang terheran-heran dan tersenyum kecil melihat hidung Pangeran Andre yang besar. Pangeran Andre kebingungan melihat orang-orang itu.

     "Mereka iri dengan hidung anda. Sebab, hidung mereka kecil dan tidak normal," kata pembantu Pangeran Andre.


   
Keesokannya, Pangeran Andre sampai di istana Putri Rosebud. Ayah Putri Rosebud dan para pembesar istana tertawa melihat hidung Pangeran Andre.
Pangeran Andre kebingungan dengan sikap mereka yang mempermasalahkan hidungnya.

     "Bukankah hidung kecil mereka yang tidak normal? Mengapa mereka justru mentertawakan hidungku?" pikirnya.
   
Putri Rosebud datang, Pangeran Andre hendak mencium tangannya. Tapi, ia tidak bisa mencium tangan sang putri karena terhalang hidungnya yang besar. Akhirnya ia sadar,

     "Ah, rupanya hidungkulah yang tidak normal," katanya.
   
Tiba-tiba, hidungnya mengecil. Ternyata, kutukan penyihir itu akan hilang jika Pangeran Andre dengan jujur mengakui keanehan hidungnya. Sejak saat itu, Pangeran Andre dan Putri Rosebud hidup bahagia selamanya.




Pesan moral : Jadilah anak yang jujur. Jangan malu dengan kondisi fisikmu. Sebab, itu adalah ciptaan Tuhan. Jika kamu malu, berarti kamu menyalahkan Tuhan.

Rabu, 18 Desember 2013

Semut yang hemat (dongeng dari Mesir)



Di zaman Mesir Kuno, ada seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja sangat mencintai rakyatnya. Raja juga dikenal sebagai penyayang binatang.
Suatu hari, saat raja berjalan-jalan, ia menemui seekor semut. Semut merasa senang dan bangga dikunjungi raja.

     "Bagaimana kabarmu, semut?" tanya sang raja.
   
     "Hamba baik-baik saja, Baginda," jawab semut gembira.
   
     "Dari mana saja kau?" tanya raja.
   
     "Hamba sejak pagi pergi mencari makanan. Tetapi, sampai sekarang belum juga mendapatkannya, Baginda," jawab semut.
   
     "Jadi, sejak pagi kau belum makan?" tanya raja.
   
     "Benar, Baginda," jawab semut kembali.
   
Raja termenung sejenak, kemudian berkata,
     "Hai semut! Berapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?"
   
     "Hanya sepotong roti saja, Baginda," jawab semut.
   
     "Kalau begitu, maukah kau kuberi sepotong roti untuk makananmu setahun?" kata raja.
   
     "Hamba sangat senang, Baginda," jawab semut.
   
Raja lalu membawa semut ke istananya. Semut sangat gembira karena ia tidak perlu susah-susah lagi mencari makanan untuk setahun.

     "Sekarang, masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!" perintah sang raja.

     "Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk," jawab semut.

     "Setahun yang akan datang, tabung ini baru akan kubuka," ujar sang raja lagi.

     "Hamba sangat senang, Baginda," kata semut.



Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus dalam istana.
Waktu berlalu, akhirnya telah genap setahun. Sang raja teringat janjinya pada semut. Perlahan-lahan, raja membuka tutup tabung.
     "Bagaimana kabarmu, semut?" tanya sang raja.

     "Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda," jawab semut.

     "Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?" tanya raja kembali kepada semut.

     "Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun," jawab semut dengan tersenyum.

Kemudian sang raja melihat ternyata roti yang dia sediakan untuk semut masih tersisa separuh.

     "Mengapa roti pemberianku kau sisakan separuh?" tanya sang raja.
     "Bukankah dalam setahun kau memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?" tanya raja kembali kepada semut.
   
     "Begini, Baginda. Roti itu memang sengaja hamba sisakan separuh. Sebab, hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi, untunglah Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali," jawab semut panjang lebar.
   
Sang raja terkejut mendengar penjelasan semut. Kemudian, ia tersenyum dan berkata,
     "Kau semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru hidup boros?"
   


Pesan moral : Biasakan hidup hemat dan jangan boros, jika memiliki uang yang banyak, tabunglah. Jangan dihabiskan hanya untuk memuaskan keinginanmu.

Selasa, 17 Desember 2013

Nasib burung hantu pemalas (dongeng dari Rusia)



Dahulu kala, hiduplah seekor burung hantu abu-abu di sebuah hutan yang lebat. Burung hantu sangat pemalas. Ia tidak suka terbang berpindah dari satu dahan ke dahan lain dan hanya berdiam di satu dahan seharian.

Pada suatu hari, burung hantu sedang tidur di dahannya. Tiba-tiba, burung pelatuk hinggap di batang pohon tidak jauh dari burung hantu. Burung pelatuk mulai mematuki batang pohon dengan cepat.

Suara bising burung pelatuk membangunkan burung hantu. Ia menggerakkan sayapnya sedikit dan dengan malas mengusir burung pelatuk.
    
     "Mengapa kau berisik sekali? Kau mengganggu tidurku, pelatuk jahat," kata burung hantu.
   
     "Aku sedang mencari makanan," jawab burung pelatuk.
   
     "Carilah makanan di tempat lain. Enyahlah kau!" bentak burung hantu.
   
     "Semua orang sibuk bekerja, hanya engkau yang bermalas-malasan," kata burung pelatuk sambil pergi.
   
Burung hantu kembali tidur. Tapi, belum sempat menutup mata, ia mendengar suara siulan menakutkan magpie (sejenis burung gagak di daratan Eropa). Suaranya keras sekali karena magpie bertengger tidak jauh dari burung hantu.

     "Hei, berisik! Pergilah kau!" usir burung hantu.



Magpie tidak takut pada burung hantu.
     "Mengapa engkau tidur terus? Lihatlah sekitarmu! Semua burung sibuk sekali. Ada yang mencari makanan, membangun sarang, dan sebagainya," kata magpie.

Sebelum burung hantu menjawab, magpie sudah pergi dengan acuh tak acuh. Lalu ketika burung hantu akan tidur lagi. Tiba-tiba, ia merasakan seekor burung kecil terbang di atas kepalanya. Saat ia membuka mata, ia melihat burung tomtit (sejenis burung pipit) sedang mengumpulkan ranting pohon untuk membuat sarang.   

Burung hantu mengawasi tomtit yang sedang sibuk.
     "Suatu hari aku juga akan membangun sarangku," pikir burung hantu.
   
Malam telah tiba. Udara saat itu sangat dingin. Burung hantu menjadi gemetar kedinginan. Ia menekankan sayap ke tubuhnya dan teringat sarang tomtit yang hangat.
     "Andaikan saja aku bisa tidur di sarang sehangat itu," pikir burung hantu.
   
Malam semakin dingin. Rasa-rasanya burung hantu akan mati oleh dinginnya malam. Tapi, pagi pun tiba dan matahari terbit. Burung hantu mulai merasa hangat lagi. Ia lupa pada keinginannya membangun sarang dan tertidur lagi.
Begitulah seterusnya burung hantu yang malas. Ia tidak pernah membangun sarangnya.


Pesan moral : Jangan jadi anak pemalas. Orang yang malas akan merugi. Jadilah anak yang mandiri dan suka bekerja keras.

Anak-anak jahat yang tertipu (dongeng dari India)



Dahulu kala, hiduplah seorang kakek tua yang kaya raya. Ketika ia merasa ajalnya sudah dekat, ia membagi seluruh hartanya pada empat orang anaknya. Namun, kakek tua tidak kunjung meninggal. Justru, ia semakin sehat setiap hari.

Keempat anak kakek tua bukan anak-anak yang baik. Mereka hanya menginginkan harta kakek tua. Mereka tidak pernah merawat kakek tua. Kakek tua tersiksa oleh sikap jahat anak-anaknya.



Suatu hari, ia bertemu dengan sahabat lamanya. Ia menceritakan segala gundah hatinya pada sahabatnya itu.
Sahabat kakek tua itu pun memberikan usul,
     "Begini saja. Besok, aku akan datang ke rumahmu membawa empat karung berisi batu dan kerikil. Aku akan katakan bahwa karung itu berisi emas dan permata sebagai bayaran atas utang-utangku padamu. Kau katakan pada anak-anakmu bahwa empat karung itu akan kau wariskan setelah kau meninggal."
Kakek tua setuju dengan usul temannya itu.



Keesokan harinya, sahabat itu datang ke rumah kakek tua dan memberikan empat karung berisi kerikil.
Keempat anak kakek tua langsung bersikap baik. Mereka merawat kakek tua. Mereka takut tidak kebagian warisan empat karung emas dan permata.

Akhirnya, kakek tua meninggal dunia dengan tenang. Keempat anaknya dengan serakah membuka empat karung warisn kakek tua. Betapa kagetnya mereka karena tidak menemukan emas dan permata, justru menemukan batu dan kerikil. Barulah mereka sadar selama ini mereka ditipu oleh kakek mereka dan sahabatnya.



Pesan moral : Jangan jadi anak yang jahat. Sayangilah orangtuamu yang telah membesarkanmu sejak kecil. Patuhi dan rawatlah orangtuamu tanpa mengharapkan imbalan.

Senin, 16 Desember 2013

Katak nakal mengerjai tikus (dongeng dari Nigeria)



Suatu hari, katak sedang berjalan-jalan seorang diri. Ia melihat tikus berjalan menghampirinya.

    "Itu tikus yang bodoh. Aku akan mengerjainya, hihihi...." kata katak dalam hati.

    "Selamat pagi Tuan Tikus. Kau nampak segar bugar hari ini?" sapa katak.

    "Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" jawab tikus.

    "Ah, aku juga sedang santai saja nih. Jika engkau tidak sibuk, bagaimana kalau kita main bersama," kata katak.

    "Baiklah, aku tidak sibuk," kata tikus.

Mereka pergi bersama. Katak melompat-lompat dan tikus berjalan. Katak hendak melakukan ulah nakalnya.

    "Biarlah aku ikat salah satu kaki depanmu ke salah satu kaki belakangku. Jadi, engkau tidak akan tertinggal," kata katak.

    "Baiklah," jawab tikus.

Katak mengambil akar dan mengikat kaki depan tikus. Lalu, mengikatkan ke kaki belakangnya. Jadi, saat katak melompat, tikus harus ikut melompat. Mereka tertawa bersama-sama.
Awalnya mereka pergi ke ladang gandum. Katak memakan serangga dan tikus memakan gandumnya. Lalu, katak mengajak tikus ke sebuah kolam. Ia hendak melompat ke kolam. Tikus pun berteriak ketakutan.

     "Jangan masuk ke dalam kolam, Tuan Katak! Kau tahu aku takut air," pinta tikus.

Tapi, katak tertawa senang dan berkata, "Kau jarang mandi. Kau harus mandi hari ini!"
Tikus mencoba melepaskan diri. Tapi, katak hanya tertawa. Saat katak melompat, seekor elang datang menyambar tikus. Karena terikat dengan tikus, katak pun terbawa dan ikut dimakan elang.
Akhirnya, matilah keduanya.


Mendengar nasib katak dan tikus, binatang-binatang lain berkata, "Itu balasan bagi katak yang hendak mengerjai tikus."


Pesan moral : Jangan jadi anak yang jahil dan suka mengerjai orang lain. Sebab, kamu akan rugi dan dimusuhi banyak teman. Selain itu, jangan bermain permainan yang berbahaya. Sebab, kamu bisa celaka.    

Sabtu, 14 Desember 2013

Rubah di dalam sumur (dongeng Yunani)



Suatu hari, rubah jatuh ke dalam sumur. Untunglah ia bisa berpegangan pada akar yang tumbuh di dinding sumur. Jika tidak, rubah pasti tenggelam dalam air sumur.
Tidak lama kemudian, serigala lewat di dekat sumur itu dan melihat rubah di dalamnya.

    "Hai rubah, bagaimana bisa kau jatuh ke dalam sumur?" tanya serigala.

    "Ah, tidak, aku sengaja masuk ke dalam sumur", jawab rubah.

    "Apa maksudmu?" tanya serigala lagi.

    "Saat ini, seluruh negeri sedang dilanda kekeringan. Sumur ini adalah satu-satunya sumber air yang bisa mengobati rasa haus ribuan binatang di sekitar sini. Para binatang telah mengadakan pertemuan. Mereka memintaku untuk menahan air sumur agar tidak turun kebawah. Jadi, aku kini sedang melakukan tugas," kata rubah panjang lebar.
   
    "Apa hadiah yang engkau dapatkan?" tanya serigala.
   
    "Mereka akan memenuhi seluruh kebutuhanku. Aku tidak lagi harus berburu. Mereka akan memberiku persediaan daging yang banyak, terutama untuk musim dingin. Lagipula, aku hanya melakukan tugas ini sebentar. Para binatang sedang membuat tanggul untuk menahan air sumur. Sebentar lagi mereka datang," jawab rubah.


   
    "Hai rubah, bolehkah aku menggantikan tugasmu? aku juga ingin dapat hadiah daging," kata serigala yang sudah tertipu kata-kata rubah.
   
    "Tentu saja," kata rubah. "Tapi kau harus mengambil tali untuk mengeluarkanku, baru kau bisa menggantikanku," kata rubah.
   
Setelah itu, serigala mengambil tali dan megeluarkan rubah dari dalam sumur. Lalu, ia pun masuk ke dalam sumur dan bergantungan di akar.
Sesampainya di atas sumur, rubah membuang talinya dan tertawa, "Tuan serigala yang baik, kau bisa tinggal disana sampai kiamat."
Rubahpun pergi dan serigala hanya bisa marah karena sudah ditipu rubah.



Pesan moral : Jangan mudah terpengaruh oleh rayuan dan janji yang berlebihan dari orang lain. Jadi berhati-hatilah, sebab bisa membahayakan diri sendiri.

Kamis, 12 Desember 2013

Penyesalan gembala yang terlambat (dongeng Yunani)



    "Hero adalah anjing yang hebat," kata seorang gembala.
    "Sejak aku memiliki Hero, kambingku tidak pernah hilang seekor pun. Beberapa waktu lalu, Hero pernah diserang oleh serigala, tapi ia berhasil mengalahkannya. Sejak saat itu, tidak ada serigala yang berani datang".
   
    "Ya, ia memang anjing yang hebat," kata para tetangga.
   
    "Tapi, menurutku kau rugi memeliharanya. Porsi makannya sangat besar. Sama dengan porsi makan dua belas ekor anjing kampung. Padahal hanya dengan tiga ekor anjing kampung kamu bisa menjaga kambing-kambingmu," kata para tetangganya lagi.

    "Porsi makan Hero memang besar. Tapi, aku tidak mau berpisah darinya," kata gembala.

Esoknya, seorang bangsawan datang ke rumah gembala. Ia mendengar tentang kehebatan Hero.

    "Berapa harga Hero? Aku akan membelinya dengan harga 100 dong (mata uang Yunani)," kata bangsawan.

    "Aku tidak akan menjualnya. Dia teman baikku." kata gembala.

    "Kau bodoh sekali menolak uang sebanyak itu. Pikirkanlah seberapa banyak untungmu," para tetangga mempengaruhi gembala.

Gembala jadi ragu. "Baiklah aku akan menjualnya 100 dong," kata si gembala dengan sedih.



Hari itu, Hero dibawa oleh bangsawan. Lalu gembala membeli tiga anjing kampung seharga 5 dong. Ketiga anjing kampung itu akan menggantikan Hero menjaga kambing-kambingnya.    

Esoknya, para serigala mendengar kepergian Hero. "Hero telah pergi!Hero telah pergi! Sekarang kita bisa pesta daging kambing," kata salah satu serigala.
Tiga anjing kampung itu lari ketakutan saat melihat rombongan serigala. Serigala membunuh dan memakan seluruh kambing. Gembala datang terlambat.

     "Bodoh sekali aku. Seharusnya aku tidak terpengaruh kata-kata tetanggaku," kata gembala menyesali diri.
   
   
   
Pesan Moral : Pertimbangkan matang-matang apa yang akan kamu lakukan. Sebab, penyesalan akan datang belakangan. Jangan mudah tergoda oleh tawaran menggiurkan. Jika sudah terlambat, menyesalpun percuma saja.

Rabu, 11 Desember 2013

Seekor unta dan tuannya (dongeng dari Arab Saudi)



Suatu malam, seekor unta mengintip ke dalam tenda saat tuannya sedang tidur.
     "Pasti hangat sekali di dalam sana," pikir unta.
   
     "Aku ingin juga tenda yang hangat untuk tidur," kata unta sambil memasukkan kepalanya ke dalam tenda.
   
     "Kau tidak keberatan aku masukkan kepalaku dalam tenda, kan?" kata unta pada tuannya.
     "Anginnya dingin sekali malam ini," ujar unta
   
     "Sama sekali aku tidak keberatan, masih banyak ruang di dalam tenda," jawab tuannya.
   
Tidak lama kemudian unta bertanya, "Tuanku yang baik, leherku kedinginan, kau tidak keberatan aku memasukkan leherku ke dalam tenda?"
 
     "Tidak, aku tidak keberatan," kata tuannya.
   
Unta memasukkan lehernya. Tapi, sesaat kemudian ia membangunkan tuannya yang sudah tidur dan berkata,

     "Dua kaki depanku kedinginan, boleh kan aku memasukkannya?"
   
Tuannya bergeser sedikit dan berkata, "Boleh, aku tahu ini malam yang dingin." Unta pun memasukkan kedua kaki depannya.

Tapi, ia kembali membangunkan tuannya dan berkata,

    "Pintu tenda terbuka karena ada badanku menghalangi. Angin masuk dan membuat badan kita berdua kedinginan. Bukankah sebaiknya aku masuk sekalian?" kata unta.
   
     "Ya, masuklah. Tendanya memang sempit. Tapi, aku tidak mau kau kedinginan," kata tuannya.


      Setelah unta memasukkan seluruh badannya, ia berkata, "Ya, tendanya memang tidak cukup untuk kita berdua. Jika kau keluar, aku pasti bisa berbaring. Jadi, pergilah!" untapun mendorong tuannya keluar.
Kini, unta ingin menguasai tenda untuk dirinya sendiri. Sungguh unta yang serakah.


Pesan moral : Jangan jadi anak serakah. Batasilah keinginanmu karena tidak semua hal bagus untuk dirimu. Ada kalanya kamu harus memberikan barang yang tidak bermanfaat bagimu kepada orang lain. Mungkin barang itu lebih bermanfaat bagi orang lain.

Selasa, 10 Desember 2013

Guru Gampar dan empat muridnya ( dongeng dari Malaysia)



Dahulu kala di sebuah desa di Malaysia, ada seorang guru bernama Gampar. Semua orang menghormatinya dan memanggilnya Guru Gampar. Guru Gampar mempunyai empat orang murid yang masih muda dan bodoh. Guru Gampar selalu mengingatkan murid-muridnya agar tidak melakukan apapun sebelum ia suruh.

Suatu hari, Guru Gampar dan keempat muridnya bepergian menuju kota yang jauh. Mereka bepergian menggunakan gerobak yang ditarik oleh seekor sapi. Karena lelah, Guru Gampar tertidur sepanjang perjalanan di dalam gerobaknya.

Karena jalanan berbatuan, tubuh Guru Gampar terombang-ambing dan sorbannya jatuh ke jalan. Ke empat murid Guru Gampar melihat sorban gurunya jatuh. Tapi, karena patuh kepada ajaran gurunya, mereka tidak mengambilnya. Mereka tidak melakukan apa-apa sebelum disuruh Guru Gampar.

Lalu, saat Guru Gampar bangun dan diceritakan bahwa sorbannya telah jatuh di jalan, dia sangat marah.

  "Lain kali benda apa pun yang jatuh, ambillah!" perintah Guru Gampar.

Tidak lama kemudian, sapi penarik gerobak mengeluarkan kotoran di jalan. Keempat murid langsung turun dan mengambil kotoran sapi itu sesuai perintah guru mereka.

Guru Gampar merasa jijik melihat apa yang dilakukan murid-muridnya. Lalu, ia membuat daftar barang-barang yang boleh diambil jika jatuh dari gerobak.


   "Ambil barang-barang dalam daftar ini saja. Selain barang-barang dalam daftar ini, jangan diambil!" katanya.

Di perjalanan selanjutnya, gerobak tiba-tiba oleng dan Guru Gampar terlempar masuk ke sebuah selokan. Guru Gampar berteriak kepada murid-muridnya agar menariknya dari selokan.

    "Kami tidak bisa melakukannya, Guru. Namamu tidak ada dalam daftar yang kau buat," kata seorang murid.

Guru Gampar memohon keempat muridnya untuk menolongnya, tapi sia-sia.

    "Kami tahu kau sedang menguji kami, Guru," kata seorang murid.
   
    "Tapi kami tidak akan tertipu. Kami tidak akan melakukan apapun yang engkau tidak suruh. Kami selalu patuh kepadamu. Kau meminta kami menarikmu, tapi namamu tidak ada dalam daftar. jadi, kami tidak bisa meolongmu," kata murud yang lain.

    "Berikan daftar dan pena itu kepadaku!" teriak Guru Gampar.

Salah seorang murid pun melemparkan daftar dan pena itu ke arah gurunya. Lalu, Guru Gampar dengan susah payah menulis namanya dalam daftar itu.

Setelah itu, Guru Gampar melemparkan kembali daftar itu kepada muridnya. Setelah membaca ada nama gurunya dalam daftar itu, barulah keempat murid yang sangat patuh itu menarik guru mereka dari selokan.


Pesan moral : Dengarkanlah petunjuk gurumu dengan benar saat belajar. Jangan jadi anak yang bodoh. Agar kamu tidak bodoh, belajarlah dengan tekun.

Mengapa Ular Derik Menggigit? (dongeng Amerika Serikat)



Setelah Tuhan menciptakan manusia dan binatang, semuanya hidup bersama-sama. Begitu juga ular derik, awalnya ular derik diberi nama Soft Child (anak yang lembut) karena gerakannya yang lembut.
Orang-orang sangat suka mendengarkan suara deriknya. Bahkan, ketika ular derik sedang tidur, orang-orang akan membangunkannya dan menyuruhnya menderik. Lama-lama, hal itu membuat ular derik menjadi kurang tidur.
Suatu hari, ia menemui kakak tertua (pemimpin suku) untuk meminta tolong.Kakak tertua mencabut bulu dari bibirnya. Lalu memotongnya tipis-tipis dan mengubahnya menjadi gigi untuk ular derik.
 
  "Jika ada lagi manusia atau binatang yang mengganggumu, gigit saja!" kata kakak tertua.
 
Setelah itu ular derik pulang ke rumah. Malam harinya, kelinci datang ke rumah ular derik dan mulai mengganggu tidurnya. Tanpa ampun, ular derik menggigit kelinci. Kelinci mencoba mengganggu lagi ular derik. Untuk kedua kalinya ular derik menggigitnya.
Kelinci akhirnya lari dan berkata kepada manusia dan binatang yang ia temui bahwa ia telah digigit oleh ular derik. Gigitan ular derik membuat kelinci jatuh sakit dan akhirnya mati.
Kelinci adalah binatang pertama yang mati. Para manusia dan binatang tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap mayat kelinci.

   "Jika kita menguburnya, anjing hutan pasti akan menggalinya" kata salah seorang.

   "Jika kita menyembunyikannya, anjing hutan pasti akan menemukannya," kata yang lainnya.

   "Jika kita simpan di atas pohon, anjing hutan pasti akan mengambilnya," kata yang lainnya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membakar mayat kelinci. Tapi, waktu itu belum ada api di dunia.

Elang berkata, "Pergilah ke matahari dan mintalah sedikit api darinya."



Setelah api didapatkan, mereka membakar mayat kelinci. Sebelum mayat kelinci terbakar habis, anjing hutan datang melompat dan menggigit mayat kelinci. Namun, api terlalu cepat menjalar sehingga mulut anjing pun ikut terbakar. Akibatnya, sejak saat itu mulut anjing hutan menjadi hitam.

Sementara itu, ular derik adalah binatang pertama yang membunuh dengan menggunakan bisa. Sejak kematian kelinci, tidak ada satupun yang berani membangunkan ular derik. Hingga sekarang, ular derik adalah salah satu ular yang paling ditakuti di dunia.


Pesan Moral : Janganlah pernah mengganggu temanmu. Sebab, hal itu membuatnya tidak nyaman. Selain itu, hal itu hanya akan menimbulkan permusuhan diantara kamu dan temanmu.