Suatu hari seorang ibu hendak mencuci pakaian. Ia merebus air panas untuk mencuci pakaiannya. Tapi, ia baru sadar bahwa sabunnya telah habis. Ia memanggil anaknya yang berusia tujuh tahun dan menyuruhnya membeli sabun di toko.
"Jangan lupa ya! Kamu harus berkata 'sabun' sepanjang jalan agar tidak lupa!" kata ibu.
Si bocah keluar rumah sambil berkata 'sabun! sabun! sabun!" agar tidak lupa. Untuk menghemat waktu, si bocah melewati jalan pintas. Jalan itu berlumpur karena semalaman turun hujan deras.
Si bocah berusaha berjalan dengan hati-hati. Tapi, karena terlalu berkonsentrasi untuk mengucapkan "sabun! sabun! sabun!", ia pun terjatuh di sebuah kubangan lumpur. "Aduh," kata si bocah.
Saat bangun, ia lupa mengucapkan kata 'sabun'.
"Wah bahaya, aku lupa mesti mengucapkan apa ya?" pikir si bocah kebingungan.
"Aku lupa mesti mengucapkan apa ya?" terus saja si bocah mengucapkan kalimat itu.
Karena tidak hati-hati, ia terjatuh lagi di lumpur yang licin.
"Hei bocah, hati-hati jalannya lebih licin daripada sabun!" seorang ibu yang lewat mengingatkannya.
"Aha, sabun. Ya, aku harus membeli sabun," kata si bocah kegirangan karena ingat apa yang ia harus beli.
"Sabun! Sabun! Sabun!" begitu si bocah berkata sambil meneruskan perjalanannya menuju toko.
Sesampainya di toko, si bocah langsung membeli sabun dan pulang lewat jalan yang tidak becek. Sesampainya di rumah, ibu melihat seluruh tubuh si bocah penuh lumpur.
"Waduh,nak. Kau harus mandi memakai sabun yang banyak. Kau tidak lupa membeli sabun, kan?" kata ibu.
"Tidak, Bu. Hampir saja aku lupa. Tapi, aku akhirnya ingat lagi," kata si bocah sambil memberikan sabun pada ibunya.
"Bagus, kau memang anak pintar," puji ibu.
Pesan moral : Belajarlah dengan rajin agar kamu tidak menjadi orang yang pelupa. Saelain itu, agar tidak menjadi pelupa, kamu juga harus menghafalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar