Seorang nelayan muda bernama Arya mengundang seorang guru bahasa di desanya untuk melaut bersamanya di Laut Kaspia. Guru bahasa duduk santai di kursi empuknya di atas perahu milik Arya. Ia bertanya kepada Arya,
"Akan seperti apa cuaca hari ini?"
Arya memeriksa arah angin melihat posisi matahari lalu mengerutkan dahinya.
"Aku menurut, hari ini mau ada badai," jawab Arya.
Guru bahasa kaget mendengar bahasa Arya yang kacau balau.
"Arya, kamu seharusnya berkata 'menurutku', bukannya 'aku menurut'. Kamu tidak pernah belajar tata bahasa, ya? kritik guru bahasa.
Arya mengangkat kedua bahunya sambil tertawa, "Aku tidak peduli dengan tata bahasa."
Guru bahasa menggelengkan kepala mendengar jawaban Arya.
"Jika kau tidak tahu tata bahasa, sisa hidupmu akan sia-sia nantinya," kata guru bahasa.
Tak lama kemudian, seperti yang diperkirakan Arya, badai tampaknya akan segera datang. Awan gelap mulai berkumpul di langit. Angin kencang bertiup menimbulkan ombak-ombak besar. Dalam sekejap, perahu Arya mulai kemasukan air laut.
Khawatir dengan badai yang akan datang, Arya bertanya kepada guru bahasa,
"Apakah anda pernah belajar berenang?"
"Tidak. Untuk apa aku belajar berenang?" kata guru bahasa.
"Kalau begitu, sisa hidup Anda akan sia-sia karena perahu kita akan tenggelam ke dasar laut dalam beberapa menit lagi," kata Arya.
Guru bahasa ketakutan sekali. Ternyata, tata bahasa bukanlah segalanya. Saat di laut, kamampuan berenanglah yang sangat penting.
Pesan moral : Kuasailah berbagai keahlian agar kamu menjadi orang yang serba bisa. Kepintaran tidak selalu bisa menolongmu, keahlian juga kamu perlukan. Jadi, belajarlah pengetahuan yang berguna bagimu sebanyak mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar